Minggu, 02 Maret 2014

Contoh Laporan Perjalanan SMP


Rute Perjalanan
MOTTO
Ø  Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
Ø  Belajar dan bekerjalah dengan giat tanpa pamrih.
Ø  Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan
Ø  Pengalaman adalah guru yang terbaik tetapi buang lah pengalaman buruk yang hanya merugikan.
Ø  Pengetahuan adalah kekuatan.
Ø  Kesopanan adalah pengaman yang baik bagi keburukan lainnya.
Ø  Tetap rendah hati dengan kelebihan kita, dan jangan menjadi rendah diri dengan kelemahan kita





Kata Pengantar
Assalamaualaikum W.W.
          Puji Syukur kehadiran Allah SWT karena atas limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayyah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Laporan Perjalanan Study Wisata”. Tidak lupa penulis selalu ucapkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhhammad SAW.
         Dalam penulisan karya tulis ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan waktu yang penulis miliki, sekaliun pada akhirnya ‘tak ada gading yang tak reyak’ untuk itu penulis sangat mengharap kritik dan saran pembaca, yang nantinya dapat membangun menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kita semua.
Wassalamualaikum W.W.

Bandarlampung, 17 Februari 2014


Penulis



Terima Kasih

Saya selaku penulis Laporan  kegiatan Study Wisata ini mengucapkan terima kasih keapda :
-          Almamaterku yang telah mengadakan program Study Wisata
-          Kepala Sekolah SMP Alkautsar Bandarlampung, Ibu Dra. H. Sri Purwaningsih
-          Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Alkautsar Bandarlampung Bapak Rudiyanto, S.pd.
-          Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMP Alkautsar Bandarlampung Bapak Hi. Choirul Saleh, S.S.
-          Guru pembimbing Bus 3 Study Wisata Bapak Agus Sugiarto, S.pd. ,Bapak Rizal Alam, Ibu Lela Suri, dan Ibu Eka
-          Guru Bahasa Indonesia Bapak Hi. Choirul Saleh, S.S.
-          Kedua orangtua yang telah memberi izin untuk mengikuti kegiatan Study Wisata dan memberi dukungan hingga terselesaikannya program ini.
-          Teman – Teman yang telah memberi kritik dan saran dalam penyelesaian Laporan Study Wisata





DAFTAR ISI
Rute Perjalanan........................................................................................................................   I
Motto......................................................................................................................................   II
Kata Pengantar.....................................................................................................................    III
Terima Kasih........................................................................................................................    IV
Daftar isi................................................................................................................................    V
Bab I (Pendahuluan)..............................................................................................................     1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................    1
1.2. Tujuan Kegiatan...................................................................................................   2
1.3. Objek Wisata yang Dikunjungi..........................................................................     2
1.4.Persiapan Keberangkatan....................................................................................     3
1.5. Hari Pertama, 22 Desember 2013.....................................................................       3
1.6. Hari  Kedua, 23 Desember 2013........................................................................     4
1.7. Hari Ketiga, 24 Desember 2013.........................................................................     8
1.8. Hari Keempat, 25 Desember 2013.....................................................................   17
1.9. Hari Kelima, 26 Desember 2013........................................................................   19
2.0 Hari Keenam, 27 Desember 2013........................................................................  22
Bab II (ISI).............................................................................................................................. 23
            II.I Seputar Candi Prambanan......................................................................................23
            II.II Seputar Museum Kelistrikan dan Energi Baru.....................................................41
Bab III (Penutup)......................................................................................................................45
            III.I Penutup.................................................................................................................45
Lampiran.................................................... .............................................................................46      














BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Proses belajar mengajar yang dicanangkan oleh pemerintah dan tertuang dalam kurikulum tetntunya tidak diartikan secara tekstual belaka, yaitu hanya dalam bentuk penyampaian dari narasumber dalam hal ini guru sebagai pengajar kepada siswa subjek yang diajar, secara berkala melalui metode lisan maupun tulisan dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Namun, proses belajar juga meliputi proses pengamatan langsung kepada objek –objek yang berkaitan dengan bahan pengajaran yang dapat dilihat atau ditemui hal – hal yang bersumber dari lingkungan sekitar yang diformulasikan menjadi teori dan bidang 0 bidang ilmu sementara tujuan pembelajaaran sendiri adalan selain memberi pemahaman dan keterampilan juga menanamkan pengalaman – pengalaman yang berarti dan dapat dijadikan dasar pemikiran serta perilaku baik dimana sekarang maupun yang akan datng bagi siswa didiknya.
Untuk mencapai pengalaman belajar yang mengesankan, tentunya siswa juga diajak untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan obje objek yang menjadi salah satu bagian bahan ajar yang mereka pelajari di sekolah, tidak hanya melihat di buku pelajaran. Dalam hal ini, sesekali siswa diajak berpergian untuk meneliti dan mengamati sesuatu dengan pelajaran yang diambil sekalipun berwisata.
Salah satu program SMP Alkautsar Bandarlampung yang merupakan kegiatan rutin OSIS ialah Kegiatan Study Wisata atau Wisata Ilmiah kegiatan yang membawa siswa – siswi khusunya kesebuah objek wisata yang berkaitan dengan pelajaran tertentu, misalnya seperti Sejarh,Fisika, Kimia, Matematika.
1.2            Tujuan Kegiatan
1.      Memperkenalkan siswa kepada objek wisata tertentu yang berkaitan dengan bidang ilmu tertentu.
2.      Mengajak siswa mengamati dan meneliti objek wisata yang dimaksud.
3.      Melakukan proses belajar mengajar melalui mtedo langsung berupa pengamatan langsung terhadap objek atau sumber belajar.
4.      Menciptakan kondisi dan nuansa belajar yang lain dari yang biasanya berlangsung disekolah.
5.      Mengajar siswa untuk berinteraksi langsung pada lingkungan sebagai sumber ilmu.
6.      Membawa sisswa dan guru untuk berinteraksi sambil mencari ilmu.
 1.3  Objek Wisata yang Dikunjungi
1.      Candi Borobudur
2.      Candi Prambanan
3.      Taman Pintar
4.      Keraton Yogyakarta
5.      Malioboro
6.      Owabong
7.      PP Iptek
8.      Museum Kelistrikan
9.      TMII (Taman Mini Indonesia Indah
10.  ITC Cempaka Mas
11.  Masjid An- Nur
1.4             Persiapan Keberangkatan
Pada hari Minggu tanggal 20 Desember 2014, tepat pukul 07.00 WIB Saya telah  berkumpul di SMP Alkautsar Bandarlampung, disana terlihat sudah banyak peserta lain yang sudah datang
Setelah itu kami memasuki kelas masing – masing yang telah ditentukan sesuai dengan bus masing – masing untuk diberikan pengarahan oleh guru pembimbing. Didalam kelas kamij uga dibagikan buku panduan yang berisi rute perjalanan dan panduan panduan lainnya , seperti panduan sholat, dll. Dan juga tidak lupa kami memeriksa barang bawan kami agar tidak ada satupun barang yang tertinggal. Setelah selesai, kami memasuki bus masing – masing.Sebelum berangkat kami berdoa bersama agar kegiatan Study Wisata dapat dilancarkan yang dipimpin Bapak Agus. Setelah semuanya telah siap, kami berangkat meninggalkan SMP Alkautsar pada pukul 08.30 .
Saya menaiki bus 3 dan duduk bersampingan dengan Azri Alvaizar Aqmar yang juga teman satu kelas saya, yaitu 8A yang akrab di sapa Azri. Di tengah perjalanan menuju Bakauheni, Saya bersama teman teman bus 3 lainnya bernyanyi ria bersama tour leader. Tidak terasa kurang lebih 4 jam, akhirnya kami sampai di Bakauheni.


1.5             Hari Pertama, 22 Desember 2013
Pukul 09.00 kami meninggalkan Sekolah untuk melakasanakan kegiatan study wisata. Setelah kurang lebih 4 jam, akhirnya kami sampai di Bakauheni. Ombaknya tidak terlalu besar, sehingga tidak membuat kepala pusing dan juga keadaan pada saat itu sedang turun hujan gerimis. Sebagian peserta kegiatan study wisata SMP Alkautsar melihat indahnya pemandangan lautan dan juga berfoto - foto, sebagian pula masuk kedalam kapal untuk beristirahat. Pukul 03.35 WIB kami tidak lupa Sholat jamak qasar di mushola kapal.
Setelah kurang lebih 4 jam Kami mengarungi samudra kurang lebih Pukul 05.30 WIB, akhirnya kami sampai di Merak dengan selamat. Setelah bunyi kapal tanda akan merapat kami menuju bus untuk kembali melanjutkan perjalan menuju Yogyakarta, saat Kami menuju Yogyakarta kami tidak lupa untuk melaksanakan salat Jamak qasar magrib isya yang dilanjutkan dengan makan makan di salah satu Rumah Makan.
Seperti biasa kami bersenda gurau, bernyanyi ria bersama di bus. Tidak terasa hari pun sudah larut malam, dan akhirnya Kami diperintahkan agar segera tidur mengingat perjalanan yang masih jauuh dan membutuhkan kondisi tubuh yang baik pula.

1.6. Hari Kedua, 23 Desember 2013
       Pukul 04.30 kami berhenti  di sebuah masjid yang letaknya di daerah Jawa Tengah untuk melaksanakn sholat subuh.   Pukul 06.30 Kami singgah di sebuah rumah makan di daerah Tegal untuk mandi dan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Kami mengantri untuk mandi, namun antrean sangat banyak, akhirnya kami memutuskan  untuk melaksanankan sarapan pagi terlebih dahulu. Begitupula dengan semua peserta Study wisata lainnya dan juga para guru beserta para tour leader. Hal tersebut dilakukan agar untuk mengefektifkan waktu karena mengingat perjalanan yang masih jauh.
       Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan sedikit membosankan, pukul  19.15 kami tiba di Kerajinan Perak. Disana terdapat berbagai kerajinan perak dengan harga yang  beragam mulai dari Rp20.000,00 sampai Rp7.000.000,00. Berikut sejarah singkat mengenai Kerajinan Perak :
v  Sejarah dan Informasi Seputar Kerajinan Perak
       Kerajinan perak kota gede dahulu berasal ketika Panembahan Senopati di Mataram (Kota Gede) memerintahkan Abdi Dalem Kriya membuat perhiasan dari emas dan perak, Bagaimana jika tidak? mungkin saja Kotagede tidak akan pernah mendapat julukan sebagai Kota Perak. Andai kata pihak Keraton Yogyakarta, terutama pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII, tidak terpikat dengan hasil kerajinan logam berciri tradisional hasil sentuhan tangan abdi dalem kriya Kotagede, mungkin kilap perak sudah lama terbenam di antara rumah joglo (lambang kejayaan kekuasaan tradisional Jawa) dan rumah loji (dengan ciri seni bangunan Eropa sebagai lambang kejayaan para pedagang atau pengusaha pribumi yang berhasil).
        Argentum (Latin), itulah asal kata perak, sehingga dalam ilmu kimia, perak ditandai dengan lambang Ag (dengan nomor atom 47). Perak dimanfaatkan untuk membuat uang logam, perhiasan, sendok garpu, bahkan menyeruak dalam pembuatan bantalan mesin pesawat terbang. Di Indonesia, kerajinan perak berkembang pesat di Kotagede. Menurut catatan Djoko Soekiman, sudah sejak abad ke-16 (masa kerajaan Mataram Islam), Kotagede muncul sebagai pusat perdagangan yang cukup maju; hal ini setidaknya ditandai dengan sebutan lain untuk kota ini, yaitu Pasar Gede yang dapat diartikan sebagai ‘pasar besar’ (pusat perdagangan yang besar). Selain itu, sebagai pusat perdagangan barang-barang kerajinan, nama-nama wilayah di Kotagede pun berkaitan erat dengan nama usaha kerajinan yang ada: Samakan (tempat tinggal para pengrajin kulit), Sayangan (tempat tinggal para pengrajin barang dari tembaga dan perunggu), Batikan (tempat tinggal para pengrajin batik), dan Pandean (tempat tinggal para pengrajin besi) dan sebagainya.
       Munculnya kerajinan perak di Kotagede bersamaan dengan berdirinya Kotagede sebagai ibu kota Mataram Islam pada abad ke-16. Ada bukti yang menunjukkan bahwa seni kerajinan perak, emas, dan logam pada umumnya telah dikenal sejak abad ke-9 (zaman Mataram Kuna/Hindu) dengan diketemukannya prasasti di Jawa Tengah yang di dalamnya termuat istilah pande emas, pande perak, pande wesi, dan sebagainya. Perkembangan perusahaan perak Kotagede mengalami masa keemasan antara tahun 1930—1940-an dengan munculnya perusahan-perusahaan baru, peningkatan kualitas, dan diciptakannya berbagai motif baru.
        Industri perak mulai berkembang dan merambah pasaran dunia ketika Kotagede kedatangan seorang pedagang bangsa Belanda yang memesan barang-barang keperluan rumah tangga Eropa dengan bahan perak. Barang-barang tersebut berupa tempat lilin, perabotan makan minum, piala, asbak, tempat serbet, dan perhiasan dengan gaya Eropa ber motif khas Yogyakarta didominasi bentuk daun-daun, bunga, dan lung (sulur). Ternyata pesanan itu diminati orang-orang Eropa. Sejak saat itu berbagai order berdatangan dengan jumlah yang terus melambung. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, pemerintah Hindia Belanda mendirikan satu lembaga khusus, yaitu Stichting Beverdering van het Yogyakarta Kenst Ambacht (disebut juga Pakaryan Ngayogyakarta). Lembaga ini memberikan pelatihan tentang teknik pembuatan kerajinan perak dan pengembangan akses pasar. Kegiatannya antara lain mengikuti Pekan Raya di Jepang tahun 1937 dan di Amerika tahun 1938.
       Setelah mengalami pasang surut, industri perak Kotagede tetap tak lapuk oleh hujan tak lekang oleh panas. Saat ini, memasuki wilayah Kotagede berarti kita siap disergap puluhan art shop perak yang terserak di kanan-kiri jalan. Di Kotagede, wisatawan tidak sekedar dapat memilih dan membeli souvenir, tetapi bisa menyaksikan proses pembuatannya. Proses produksinya diawali dengan peleburan perak murni berbentuk kristal, dicampur dengan tembaga. Kadar perak standar adalah 92,5%. Perak yang dilebur dan berbentuk cair dicetak untuk mendapatkan bentuk yang mendekati bentuk yang diinginkan, misalnya bakalan bentuk teko atau bakalan bentuk cincin. Proses kedua ini disebut singen atau disingekake (dicetak). Proses berikutnya ialah mengondel, yaitu memukul-mukul hasil cetakan untuk mendapatkan bentuk yang sesuai. Proses mengondel memerlukan tingkat ketrampilan tersendiri. Sesudah memiliki bentuk yang bagus kemudian diukir guna mendapatkan motif yang diinginkan. Proses ini memerlukan tingkat keahlian sangat tinggi. Setelah diukir baru dirakit, misalnya teko dipasangi gagang berbentuk belalai. Proses terakhir ialah finishing, yaitu membuat barang menjadi mengkilap dan menampakkan pamornya. Standar kualitas barang perak ialah 92,5%, jika kurang belum layak disebut silver. Standar baku ini ditetapkan untuk menjamin kualitas produk. Sedangkan harga ditentukan oleh kadar perak tiap gramnya dan tingkat kesulitan pembuatan.
             
Setelah kami melihat lihat souvenir  Kerajinan Perak di Kota Gede,  Pukul 20.15 Kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Wisma Aji yang merupakan tempat penginapan Kami selama di Yogyakarta.  Dan akhirnya Pukul 21.45 WIB Kami check in yang dilanjutkan dengan makan malam. Setelah Kami selesai makan malam Kami menuju Kamar masing masing yang telah ditentukan. Kesempatan itu Saya satu kamar dengan Azri Alvaizar Aqmar, Reyhan Akil, Farhan Rasyid, Rohman, dan juga Arya.
Wisma Aji merupakan budget hotel dengan konsep etnik modern. Bentuk bangunan yang modern berpadu interior bernilai etnik tradisional seperti pada pemilihan perabot kamar akan menimbulkan kesan tersendiri bagi anda dan keluarga selama menginap di Yogyakarta. Sesuai dengan tagline yang mengusung kata “Education”, Wisma Aji memang bisa menjadi pilihan utama bagi anda yang memiliki kepentingan akademis seperti survey perguruan tinggi di Jogja, pendaftaran kuliah putra/putri anda, menghadiri acara wisuda atau undangan seminar kampus-kampus di Jogja karena memang letaknya yang strategis dekat dengan beberapa kampus ternama di Jogja seperti Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, STIE YKPN.


1.6             Hari Ketiga, Tanggal 24 Desember 2013
       Paginya Pukul 06.15 Kami sudah memasuki Bus masing – masing untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah semuanya telah siap Kami menuju Museum Dirgantara Mandala. Kami sangat menikmati perjalanan karena menikmati pemandangan kota Jogyakarya yang indah dan permai. Dan juga selama perjalan Kami mendengarkan dan menyanyikan lagu Oplosan  yang dipandu oleh Leader Tour yang juga mengasyikan.            
       Kira Kira Pukul 10.00 WIB Kami telah tiba di Komplek Lapangan Udara Adisucipto. Bus Kami paling terakhir karena kendala salah jalan. Setelah tiba di pintu masuk Mmuseum dirgantara mandala Kami mengantre mengambil tiket masuk.
       Banyak terdapat berbagai koleksi peninggalan sejarah TNI-AU dengan total hampir 10.000 koleksi, meliputi dokumen berupa foto maupun prasasti, patung para pioner TNI-AU, foto dokumentasi, model pakaian dinas dan diorama. Kami mengabadikan foto kami dengan beberapa koleksi di museum tersebut. Kami berdecak kagum saat memasuki ruangan alusista atau alat utama sistem persenjataan yang pernah digunakan TNI-AU.  
 Kami paling tertarik saat mengabadikan foto dengan berbagai peninggalan pesawat dan senjata - senjata TNI-AU yang sangat kental akan sejarahnya. Berikut sejarah singkat mengenai Museum Dirgantara Mandala :
v  Sejarah dan Informasi Seputar Museum Dirgantara Mandala
       Mungkin banyak dari kita mengetahui nama Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi hanya sekedar nama bandara udara di berbagai kota yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengetahui beliau berempat secara lebih mendalam kita bisa berkunjung di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala atau Museum Dirgantara. Di museum ini, kita bisa melakukan perjalanan melewati relung masa lalu dengan melihat koleksi peninggalan sejarah perjuangan TNI AU. Dengan jumlah koleksi hampir mendekati angka 10000 kita bisa merasakan nafas perjuangan para pendiri TNI AU melalui dokumentasi berupa foto, prasasti, patung founding fathers TNI AU, model pakaian dinas serta tidak ketinggalan pula wahana diorama.  Museum ini juga memiliki koleksi peralatan perjuangan mulai dari beragam jenis Alutsita (Alat Utama Sistem Senjata), hingga teknologi informasi (radio pemancar dan radar).  Untuk memudahkan pengunjung dalam  melihat koleksi Museum Dirgantara ini, pihak pengelola membagi tujuh ruangan yang berbeda, antara lain Ruang Utama, Ruang Kronologi I dan II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama dan Ruang Minat Dirgantara.

       Museum Perjuangan TNI AU adalah cikal bakal dari Museum Dirgantara Mandala yang pertama kalinya diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969 di Markas Komando Udara V Tanah Abang Bukit Jakarta.  Perpindahan museum dari Jakarta menuju Yogyakarta didasarkan pada faktor sejarah perjuangan kota Yogyakarta pada periode 1945-1949 sebagai pusat latihan bagi Taruna Akademi Udara. Museum Dirgantara Mandala adalah gabungan dari Museum Perjuangan TNI AU dengan Musem Ksatrian yang sudah ada di Yogyakarta. Peresmian kedua museum ini dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.
       Perpindahan museum dari Jakarta ke Yogyakarta masih menyisakan permasalahan tempat untuk menyimpan koleksi Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara Mandala berpindah untuk ketiga kalinya yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur di kawasan Landasan Udara Adisutjipto. Gedung museum baru itu kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 oleh oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.

       Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul 08.00?13.00 WIB dan hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan libur nasional tutup.

      Setelah tidak terasa 45 menit kami di museum dirgantara mandala, Pukul 10.45 WIB Kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Prambanan. Di perjalanan cuaca sedang hujan teras yang membuat keingininan saya untuk tidur sejenak.
       Tidak terasa akhirnya pukul 12.30 WIB Kami sampai di Komplek Candi Prambanan, walaupun angin yang berhembus kencang dan hujan yang mengguyur ,tidak menghalangi niatan Kami untuk mengitari dan memasuki Kompleks candi Prambanan. Sebelum masuk kami diharuskan untuk mengambil tiket terlebih dahulu, kmai mengantre dengan tertib walaupun hujan yang cukup deras.
    Disana Kami banyak mengabadikan foto foto unutk sebagai kenang kenangan bersama kawan kawan ketika SMP. Saya sangat tertarik ketika memasuki area Candi Wisnu,Brahma, dan Siwa ayng sangat kental akan cerita sejararahnya. Candi prambanan mengingatkan saya kepada pelajaran Sejarah yang menjelaskan tentang candi prambanan.
       Untuk mengefektifkan waktu Pukul 13.15 WIB Kami segera memasuki bus masing masing untuk melanjutkan perjalanan menuju Keraton Yogyakarta. Selama perjalanan waktu Kami pergunakan untuk beristirahat sejenak karena mengingat ketika telah sampai di Keraton Yogyakarta Kami akan melanjutkan wisata menuju Taman Pintar kemudian ke Malioboro untuk membeli buah tangan kepada sanak saudara dan orangtua.
       Kira kira Pukul 14.00 sampai di Keraton Yogyakarta. Karena waktu yang telah siang, tibanya Kami untuk makan siang agar persiapan tenaga untuk melaksanakan study wisata yang masih beberapa hari lagi. Stelah selesai dari makan siang Kami menuju Komplek Keraton. Kami mulai melihat lihat tata ruang apa saja yang ada di Keraton Yogyakarta. Salah satunya adalah ruangan yang menjelaskan Kepala daerah  Kesultanan Yogyakarta mulai dari Sultan Hamengkubowono I sampai Sultan Hamengkubowono X. Begitu kentalnya dat budaya jawa khas keraton menjadi ciri khas kota Jogyakarta ini.
v  Sejarah Singkat Seputar Keraton Yogyakarta
       Pada tahun 1755 M Sultan Hamengkubuwono I membangun keraton. Tepat di depan keraton tersebut terdapat 2 pohon beringin besar yang dimitoskan pohon beringin laki-laki dan perempuan. Menurut catatan sejarah, pohon beringin sebelah barat berasal dari kerajaan Majapahit dan yang timur dari kerajaan Padjajaran. Di sekeliling alun-alun depan keraton juga terdapat 62 buah pohon beringin. Menurut mistosnya yang dituliskan dalam sejarah jika dijumlahkan 62 beringin pada sekeliling alun-alun ditambah 2 pohon beringin di tengah alun-alun menjadi 64 buah pohon beringin. Dengan itu pula dimaknai sepanjang usia Nabi Muhammad SAW adalah 64 tahun.

Kemudian pada tahun 1758 Sri Sultan hamengkubuwono I membangun sebuah pusat perdagangan untuk menunjang kelangsungan ekonomi masyarakat yogyakarta. Pembangunan pusat ekonomi ini di lakukan pada sebuah lahan di utara keraton yang pada waktu itu masih di tumbuhi pohon beringin. Sri Sultan Hamengkubuwono I akhirnya membabat pohon beringin tersebut dengan harapan lahan yang ditumbuhi beringin itu dapat mendatangkan kesejahteraan. Dan berdirilah sebuah pusat ekonomi pada waktu itu dengan bentuk pasar tradisional. Hingga akhirnya pasar tersebut dinamakan “Beringharjo” asal kata dari “Beringin (pohon beringin)” dan “Harjo (Bahasa jawa (Kesejahteraan)). Jadi bila digabungkan dapat dimaknai sebagai pohon beringin yang awalnya ditumbangkan dan diharapkan dapat mendatangkan kesejahteraan rakyat dari sektor perdagangan. Hingga sampai saat ini pasar itu masih eksis dan menjadi salah satu obyek wisata perbelanjaan di yogyakarta.
        Setelah dari Keraton Yogyakarta kira kira Pukul 15.00 terlebih dahulu Kami salat jamak qasar terlebih dahulu.Setelah itu baru Kami lanjutkan wisata menuju Taman Pintar. Walaupun Kami mengantre tiket dengan kondisi cuaca yang kurang baik,yaitu sedang turun hujan lebat dan antrean yang sangat ramai dan padat membuat Kami untuk berdesak – desakan. Namun tidak mengurungkan niat Kami untuk masuk ke Taman Pintar. Berikut sejarah singkat mengenai Taman Pintar :
v  Sejarah Singkat Taman Pintar :
·         Dari Parabola Berbisik hingga Dinding berdendang
Begitu memasuki pintu gerbang, kita langsung disambut oleh area yang disebut sebagai Playground Arena. Jalan masuk dari pintu gerbang terpecah menjadi 2 oleh sebuah koridor yang terdiri atas 3 tiang berbentuk segitiga di masing-masing sisinya. Air akan menyembur dari masing-masing tiang tersebut hingga membentuk sebuah koridor air. Namun sayang, koridor ini hanya dioperasikan pada saat-saat tertentu saja. Di ujung koridor ada sebuah gong bertuliskan "Gong perdamaian Nusantara (sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa)". Di sekeliling gong tersebut nampak logo dari semua propinsi dan kabupaten yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai permainan menarik dan mendidik dengan nama menggelitik terdapat di Playground Arena ini. Selain Koridor Air, ada Parabola Berbisik, Dinding Berdendang, Pipa Bercerita, Cakram Spektrum Warna, Air Menari, Forum batu, Tapak pintar, Desaku Permai, Sistem Katrol, Rumah pohon, Jembatan Goyang, Jungkat-jungkit, dan Istana Pasir.
Permainan-permainan ini dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan minat anak terhadap sains. Parabola berbisik misalnya, adalah 2 orang yang berdiri saling membelakangi di depan 2 buah parabola yang berjarak sekitar 10 meter. Jika salah satu orang membisikkan sebuah kalimat ke parabola yang ada di depannya, maka orang lain yang ada di depan parabola yang satunya lagi akan bisa mendengar kalimat itu. Permainan ini mengajarkan tentang prinsip penghantaran rambat gelombang. Jadi parabola itu berfungsi untuk menghantarkan rambat gelombang suara ke masing-masing titik focus. Sementara itu Dinding Berdendang adalah sebidang tembok berwarna merah yang ditempeli gendang-gendang dengan berbagai macam ukuran yang jika dipukul akan menghasilkan suara-suara dengan nada yang berbeda. Permainan ini menggambarkan hubungan antara tinggi rendahnya nada dengan luas permukaan gendang.
Juga terdapat pohon-pohon rindang dan taman-taman rumput lengkap dengan papan bertuliskan "tolong jangan injak aku". Namun sayangnya, entah karena tidak melihat tulisan tersebut atau karena memang tidak peduli, beberapa orangtua yang sedang mengantar anaknya justru duduk seenaknya di atas rerumputan itu sambil menggelar makanan seolah sedang piknik. Playground Arena ini juga dilengkapi dengan beberapa stand yang menjual minuman dan aneka makanan kecil.
·         Zona khusus anak
Di antara Playground Arena terdapat Zona Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang khusus diperuntukkan bagi anak usia 2-7 tahun. Zona ini terbagi atas 2 gedung yaitu gedung barat dan gedung timur.
Karena sudah tidak memenuhi persyaratan umur, YogYES tidak bisa masuk ke dalam kedua gedung ini. Namun dari papan yang terpampang di depan gedung-gedung tersebut, kita bisa tahu bahwa gedung PAUD barat terdiri atas Ruang Tunggu, Ruang Sains dan Teknologi, Perpustakaan, Ruang Profesi, Ruang Budaya dan Religi. Sementara gedung PAUD timur terdiri atas Ruang Tunggu, Ruang Komputer Kids, Ruang Puzzle Balok, Ruang Pertunjukan dan Karaoke, serta Ruang Petualangan.
·         Gedung Oval
Setelah mengitari Playground Arena dan melihat gedung-gedung PAUD dari depan, YogYES memutuskan untuk masuk ke dalam Gedung Oval. Untuk masuk ke dalam gedung ini, anak-anak hanya harus membayar Rp. 5000 rupiah, orang dewasa Rp. 10.000 rupiah, sementara tersedia harga khusus bagi tamu rombongan siswa dan guru.
Begitu masuk, kita akan sampai di ruang depan, dimana terdapat layar TV di lantai di sayap kanan dan kiri ruangan yang menayangkan video penelitian tentang terbentuknya alam semesta, kehidupan pra sejarah, dll. Dari ruang depan itu nampak sebuah terowongan pendek yang ternyata adalah sebuah terowongan bawah air yang menembus Aquarium Air Tawar. Dari balik kaca yang memisahkan terowongan dengan aquarium, nampak aneka jenis ikan air tawar mulai dari lele, gurami, dsb berenang-renang dengan bebas.
Keluar dari terowongan, YogYES dikejutkan oleh sebuah patung dinosaurus besar yang meraung mengerikan. Ternyata patung itu adalah "sambutan" bagi kita yang akan segera memasuki Dome Area (area kubah). Sebuah ruangan berbentuk lingkaran yang besar dan tinggi segera nampak. Di pinggir ruangan ini ada beberapa stand yang memeragakan alat-alat iptek sederhana seperti Whimshurst Machine, Generator Van de Graft, Air track (rel udara), peta kenampakan alam Indonesia lengkap dengan lampu-lampu kecil warna-warni yang menandai letak gunung, sungai, danau, dsb, pemadam kebakaran otomatis, pendeteksi banjir, tempat wudhu otomatis yang langsung menyala begitu kita injak lantainya, dsb. Beberapa gambar dan diorama kehidupan pra sejarah juga terdapat di lantai ini.
Setelah itu ada jalan memutar naik ke lantai 2 dengan foto tokoh-tokoh dunia seperti Copernicus, Einstein, dsb serta poster planet-planet tata surya kita di sepanjang dindingnya. Lantai 2 gedung oval berisi alat peraga tentang alam semesta, bumi kita, simulator gempa, simulator dan detector tsunami, peraga listrik, teknologi konstruksi, zona telekomunikasi dan try science around the world.
Selain Gedung Oval, masih ada lagi Gedung Kotak. Dalam gedung ini terdapat bioskop 4 Dimensi yang dapat Anda nikmati bersama kelurga. Cukup membayar Rp. 15.000 per orang untuk menonton satu film. Rencananya di Gedung Kotak ini juga akan terdapat Exhibition Hall, Ruang Audiovisual, Radio Anak jogja, Souvenir Counter, zona materi dasar dan penerapan iptek, laboratorium sains, serta Courses Classes.
Secara keseluruhan, Taman Pintar ini cukup representatif dan cukup mendidik, sehingga layak menjadi salah satu alternatif tempat wisata keluarga dan anak-anak.
·         Jadwal Buka
Selasa - Jumat pk 09.00 -16.00 WIB
Sabtu - Minggu pk 08.30 - 20.00 WIB
Senin tutup (kecuali hari libur nasional dan musim liburan sekolah)
·         Harga Tiket
Playground: gratis
Gedung PAUD: Rp 500 / anak (2-7 tahun)
Gedung Oval & Kotak: Rp. 5.000 / anak, Rp. 10.000 / dewasa
Gedung Memorabilia: Rp. 1.000 / anak, Rp. 2.000 / dewasa
Teater 3D: Rp. 15.000 / orang
Setelah dari Taman Pintar kira kira Pukul 17.15 WIB Kami melanjutkan wisata untuk membeli buah tangan di Malioboro. Kami diberikan waktu sampai Pukul 18.30 untuk membeli buah tangan untuk kerabat dan saudara. Salah satu barang yang Saya beli salah satunya dalah blankon, karena menurut saya blankon sangat identik dengan budaya jawa..
Setelah jam telah menunjuk angka 18.30 Kami menuju Bus masing masing untuk menuju arah hotel. Ternyata tidak langsung menuju hotel, namun terlebih dahulu membeli Bakpia di “Toko Oleh Oleh Ibu Vera”. Mengantre untuk membayar barang barang karena kawan kawan sayapun ikut membeli Bakpia dan lain lain.
Setelah selesai,Kami menuju Hotel Wisma Aji. Setelah Kami sampai dihotel terlebih dahulu Kami untuk makan malam bersama. Dengan nikmat Kami menyantap makanan pada saat itu.
1.8. Hari Keempat, 25 Desember 2013
       Pagi – pagi sekitar pukul 06.30 WIB Kami sudah siap  check out dengan barang bawaan Kami. Kami sudah selesai mandi, sarapan pagi, dan juga sudah membereskan barang – barang yang akan dibawa. Setelah barang -  barang kami dimasukkan ke bagasi bus, Kami menaiki bus untuk melanjutkan perjalanan panjang menuju Candi Borobudur.
       Setelah sampai di Borobudur kira – kira pukul 11.00 WIB cuaca di sana tidak jauh berbeda dengan cuaca pada saat Kami berada di Candi Prambanan yaitu Hujan yang cukup deras. Banyak pedagang yang menawarkan buku sejarah tentang Candi Borobudur dan adapula yang menawarkan jasa sewa payung karena kondisi pada saat itu hujan.
       Kami menaiki Candi dengan berhati hati, mengingat permukaannya yang licin dan berdesak desakan yang memungkinkan untuk dapat terjatuh. Kami berfoto foto bersama untuk bahan laporan nanti. Disana Kami sering bertemu orang asing namun Kami tidak berfoto foto.
Kira kira Pukul 13.00 WIB Kami melanjutkan perjalanan menuju Owabong tepatnya di Purbalingga, Jawa Tengah. Perjalanan yang cukup jauh membuat kami sedikit kelelahan. Kira – kira Pukul 15.30 Kami sampi di Kawasan Owabong. Sebelum berwisata kami terlebih dahulu melaksanakan salat jamak qasar terlebih dahulu di mushola sekitar Owabong.
Setelah salat Kami lanjutkan dengan berwisata, karena keadaan yang tidak memungkinkan karena kondisi fisik saya yang kurang baik, Saya bersama teman teman yang lain tidak berenang. Namun Kami memasuki wahana permainan 4D,Rumah hantu,dan lain lain yang cukup menantang adrenalin Kami. Berikut sejarah singkat Owabong :
v  Sejarah Singkat Owabong :
       Berawal dari sebuah kolam renang pribadi yang dibuat oleh warga negara Belanda yang dibangun pada tahun 1946, kemudian diambil alih seorang keturunan Tionghoa bernama Kwi Sing. Pada tahun 2004 dibeli oleh PEMDA kabupaten Purbalingga yang akhirnya membangunnya sebagai sebuah wahana wisata keluarga dan diperluas hingga 4,8 Ha dari sebelumnya yang hanya 1 Ha saja hingga selesai dan diresmikan pada 1 Maret 2005.
v  Wahana Permainan :
-          Kolam Olympic
-          Papan luncur, WaterBoom
-          Flying Fox
-          Kolam sesat
-          Pantai Bebas Tsunami
-          Kolam Pesta Air
-          Kolam Akhir
-          Kanal Arus
-          Kolam Terapi Ikan
-          Arena Gokart
Waktupun telah Pukul 18.30 Kami pun segera salat jamak qasar yang dilanjutkan dengan makan malam. Kira kira pukul 19.30 Kami melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Selama di perjalanan Kami isi waktu untuk beristirahat karena energi yang telah terkuras. Kalupun ada yang tidak beristirahat ia menonton film yang disetel oleh leader tour.
1.9 Hari ke Lima, 26 Desember 2013
Tidak terasa sudah pagi kira – kira pukul 04.30 Kami tiba di Masjid An-Nur untuk mandi,salat subuh dan beristirahat sejenak. Karena bus Kami yaitu Bus 3 tiba terlebih dahulu, tidak membuat antrean untuk mandi yang cukup panjang.
Setelah semua telah selesai, Pukul 08.00 WIB Kami menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pertama tama, Kami menuju Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK). Didalamnya terdapat banyak alat peraga yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ternyata dengan mengunjungi kawasan PP IPTEK saya bisa menambah ilmu pengetahuan yang bisa saya dapatkan.
Pusat Peragaan ini dibangun dengan maksud menyadarkan masyarakat mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia secara sangat cepat. Arah perkembangan ini harus disadari agar generasi penerus dapat mengikutinya untuk kemudian maju bersama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Peragaan di PP IPTEK dibuat sangat menyenangkan dan menghibur. Momok mengenai ilmu pengatahuan dan teknologi yang serius dan membosankan terbantahkan. Pengunjung dapat mengembangkan motivasi dalam memahami prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mudah dan berkesan melalui 250 alat peraga yang bisa disentuh, dipegang, dan dimainkan. Peraga disiapkan untuk anak-anak dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan disediakan lembar kerja sains yang akan memandu anak didik untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi agar lebih terarah dan intensif. Beberapa alat peraga menantang, misalnya sepeda layang, roket air, try science, generator van de graft, dan simulator gempa bumi.
Kegiatan yang ditawarkan kepada pengunjung beragam dan disesuaikan dengan sasaran: untuk tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), dan keluarga; meliputi sanggar kerja dan demo ilmu pengetahuan dan teknologi, pelatihan perancangan alat peraga, science fair, pelatihan proses Ilmu Pengetahuan Alam, pelatihan peduli lingkungan hidup, science camp, peneropongan bintang, aneka lomba kreatifitas dan kuis, dan lomba perancangan alat peraga.
Di samping itu pengunjung bisa menyaksikan film-film ilmiah yang diputar di ruang auditorium berkapasitas tempat duduk 130 orang untuk menambah ilmu pengetahuan yang menghibur dan dapat memahami sains dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Pusat Peragaan IPTEK tidak hanya menyediakan sarana untuk penduduk Jakarta dan sekitarnya, melainkan juga memiliki program kegiatan outreach ke mal dan pusat keramaian, desa, sekolah, dan daerah dengan membawa peralatan peraga yang bersifat portable.
Setelah Kami berkeliling sekitar 2 jam sampai sekitar Pukul 10.00 WIB ,kami berjalan kaki menuju Museum kelistrikan, disana Kami melihat banyak koleksi peragaan yang sangat banyak.
Setelah berkeliling museum dan merasa cukup lelah. Kami melanjutkan perjalanan menuju Bayt Al-Quran. Di Bayt Alquran terdapat banyak lukisan dan benda benda yang berhubungan dengan Islam seperti alat komunikasi bedug dan lain lain.
v Informasi Singkat Bayt Al-Quran :
       Karya-karya unggulan para ulama dan intelektual muslim Nusantara sejak abad ke-17 sampai abad ke-20 yang bernilai historis dapat disaksikan di sini. Warisan budaya berupa mushaf, manuskrip Al Qur’an, arsitektur, seni rupa islami yang memiliki keindahan seni juga tersimpan. Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal, memang menghadirkan pesona untuk direnungkan.
       Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal merupakan kesatuan dari dua lembaga yang berbeda namun dalam kesatuan konsep. Bayt al Qur’an, yang berarti rumah Al Qur’an, dengan materi pokok berupa peragaan yang berkaitan dengan Al Qur’an, sedangkan Museum Istiqlal menampilkan hasil-hasil kebudayaan Islam Indonesia.
       Ditampilkan pula al-Qur’an standar Departemen Agama RI, al-Qur’an biasa dan al-Qur’an Braille untuk umat Islam tunanetra. Disajikan juga al-Qur’an Interaktif dalam bentuk software (perangkat lunak) computer yang dapat dioperasikan secara digital seperti program-program aplikasi komputer lainnya.
      
       Sekitar pukul 16.00 Kami melanjutkan perjalanan menuju ITC Cempaka Mas. Kami sampai di ITC Mas Pukul 17.00 WIB. Kami langsung memasuki wilayah tersebut, disana Kami berkeliling dahulu. Karena merasa sudah kelaparan Saya dan Olgery untuk memisahkan dari rombongan untuk mencari food court. Setelah sudah mencari makan. Saya dan Olgery duduk terlebih dahulu karena ia sedang ditelepon oleh Ibunya. Sekitar 15 menit berlalu Kami berkeliling untuk mencari game komputer.
       Karena waktu wisata di ITC Cempaka Mas telah berakhir. Sekitar Pukul 19.30 Kami makan malam di bus masing – masing. Dan setelah itu, Kami melanjutkan perjalanan menuju Merak untuk kembali lagi ke Lampung. Saat di perjalanan. Rombongan di Bus 3 yaitu bus yang saya naiki, telah tertidur pulas termasuk pengawas kami
1.10 Hari keenam, 27 Desember 2013
       Sekitar pukul 03.00 WIB Kami sudah di kapal. Kami segera ingin turun dari bus dan menuju kapal. Saat dikapal Rombongan dari Alkautsar tidak mendapatkan tempat duduk hanya sebagian peserta saja yang mendapatkan tempat duduk, yang membuat Kami harus duduk di mushola.
      Kamipun mengarungi samudera. Waktu terasa lebih lama karena Kami mengantuk namun tidak dapat tidur. Kami melaksanakan salat subuh di kapal. Karena kapal sudah ingin merapat, Kami turun untuk memasuki bus masing masing.
        Setelah bus Kami telah turun dari kapal, kami telah tiba di pelabuhan bakauheni,  Lampung untuk melanjutkan  perjalanan menuju sekolah tercinta SMP Alkautsar. Kami tidak lagi memikirkan rasa lelah karena sudah ingin bertemu dengan orangtua masing – masing dengan selamat sentosa. Setelah bus 3 yaitu bus yang saya naiki parkir di depan gedung SMP Alkautsar, Saya telah ditunggu oleh Ibu saya dengan perasaan yang berbahagia. Dan kemudian saya pulang kerumah tercinta di Sukarame,Natar.





BAB II
ISI
II.I. Sejarah dan Informasi Candi Prambanan
       Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
      Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
       Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
       Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan Medang Mataram.
Ø  ETOMOLOGI
  Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
       Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi). Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya memuliakan Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.



Ø  Sejarah
       Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
       Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.
       Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
       Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca pedharmaan anumerta beliau.
        Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.
       Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai terlantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
       Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Solo).
Ø  Reruntuhan candi Prambanan segera setelah ditemukan.
      Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
       Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktek penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.
Ø  Pemugaran
       Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
       Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
      Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah merusak sejumlah bangunan dan patung.
        Pada awal tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan kampung yang merebak secara liar di sekitar candi, menggusur kawasan perkampungan dan sawah di sekitar candi, dan memugarnya menjadi taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah yang luas di tepi jalan raya Yogyakarta-Solo di sisi selatannya, meliputi seluruh kompleks candi Prambanan, termasuk Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu di sebelah utaranya. Pada tahun 1992 Pemerintah Indonesia Perusahaan milik negara, Persero PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Badan usaha ini bertugas mengelola taman wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, serta kawasan sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun wisatwan mancanegara.
       Tepat di seberang sungai Opak dibangun kompleks panggung dan gedung pertunjukan Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Panggung terbuka Trimurti tepat terletak di seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar belakang Candi Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka ini hanya digunakan pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan, pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. Tari Jawa Wayang orang Ramayana ini adalah tradisi adiluhung keraton Jawa yang telah berusia ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an. Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik wisata budaya dan purbakala utama di Indonesia.
       Setelah pemugaran besar-besaran tahun 1990-an, Prambanan juga kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan kembali nilai keagamaan Prambanan adalah karena terdapat cukup banyak masyarakat penganut Hindu, baik pendatang dari Bali atau warga Jawa yang kembali menganut Hindu yang bermukim di Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar upacara pada hari suci Galungan, Tawur Kesanga, dan Nyepi.
       Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang diakibatkan gempa ini. Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009 pemugaran candi Nandi selesai.[12] Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama tertutup dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.
Ø  Kompleks candi
Model arsitektur rekonstruksi kompleks candi Prambanan, aslinya terdapat 240 candi berdiri di kompleks ini.
       Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
3 Candi Trimurti   : candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
3 Candi Wahan     : candi Nandi, Garuda, dan Angsa
2 Candi Apit         : terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana  
                                 di sisi   utara dan selatan
4 Candi Kelir        : terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman
                                 dalam   atau zona inti
4 Candi Patok       : terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
224 Candi Perwara           : tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari
                                             barisan   terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.
       Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan. Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.
       Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur sangkar yan terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur Laut - Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau kompleks asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.
        Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang Penghancur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.
·         Candi Siwa
Candi Siwa, candi utama di kompleks candi Prambanan yang dipersembahkan untuk dewa Siwa.
·         Arca Durga Mahisasuramardini di ruang utara candi Siwa.
       Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti ("tiga wujud"), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.
       Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus tetinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana; terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.
       Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin dan satu garbagriha, yaitu ruangan utama dan terbesar yang terletak di tengah candi. Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama tempat bersemayam sebuah arca Siwa Mahadewa (Perwujudan Siwa sebagai Dewa Tertinggi) setinggi tiga meter. Arca ini memiliki Lakçana (atribut atau simbol) Siwa, yaitu chandrakapala (tengkorak di atas bulan sabit), jatamakuta (mahkota keagungan), dan trinetra (mata ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki empat lengan yang memegang atribut Siwa, seperti aksamala (tasbih), camara (rambut ekor kuda pengusir lalat), dan trisula. Arca ini mengenakan upawita (tali kasta) berbentuk ular naga (kobra). Siwa digambarkan mengenakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran kepala, cakar, dan ekor harimau di pahanya. Sebagian sejarawan beranggapa bahwa arca Siwa ini merupakan perwujudan raja Balitung sebagai dewa Siwa, sebagai arca pedharmaan anumerta beliau. Sehingga ketika raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu kembali dengan dewa penitisnya yaitu Siwa. Arca Siwa Mahadewa ini berdiri di atas lapik bunga padma di atas landasan persegi berbentuk yoni yang pada sisi utaranya terukir ular Nāga (kobra).
       Tiga ruang yang lebih kecil lainnya menyimpan arca-arca yang ukuran lebih kecil yang berkaitan dengan Siwa. Di dalam ruang selatan terdapat Resi Agastya, Ganesha putra Siwa di ruang barat, dan di ruang utara terdapat arca sakti atau istri Siwa, Durga Mahisasuramardini, menggambarkan Durga sebagai pembasmi Mahisasura, raksasa Lembu yang menyerang swargaloka. Arca Durga ini juga disebut sebagai Rara Jonggrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Arca ini dikaitkan dengan tokoh putri legendaris Rara Jonggrang.
·         Candi Brahma dan Candi Wishnu
       Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak di sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang terletak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33 meter.
·         Candi Wahana
Candi Garuda, salah satu candi wahana
       Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi. Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda.[15] Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda Pancasila.
·         Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
       Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit. Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Disamping 8 candi utama ini terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru mata angin di muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.

·         Candi Perwara
       Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut "Candi Perwara" yaitu candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.
       Masing-masing candi perwara ini berukuran tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter, dan jumlah keseluruhan candi perwara di halaman ini adalah 224 candi. Kesemua candi perwara ini memiliki satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya, kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan pintu masuk menghadap ke dua arah luar.[16] Jika kebanyakan atap candi di halaman dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap candi perwara berbentuk ratna yang melambangkan permata.
       Aslinya ada banyak candi yang ada di halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar. Bentuk candi perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi-candi ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan persembahan bagi raja. Sementara ada pendapat yang mengaitkan empat baris candi perwara melambangkan empat kasta, dan hanya orang-orang anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya; baris paling dalam hanya oleh dimasuki kasta Brahmana, berikutnya hingga baris terluar adalah barisan candi untuk Ksatriya, Waisya, dan Sudra. Sementara pihak lain menganggap tidak ada kaitannya antara candi perwara dan empat kasta. Barisan candi perwara kemungkinan dipakai untuk beribadah, atau tempat bertapa (meditasi) bagi pendeta dan umatnya.

Ø  Arsitektur Penampang candi Siwa
        Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi megikuti pola mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.
        Seperti Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona.
        Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka.
        Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bhuwarloka.
Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah trtinggi sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
       Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan diatas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 diantaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma, altar, dan telur).[18]
Ø  Relief
        Relief di Prambanan menampilkan Shinta tengah diculik Rahwana yang menunggangi raksasa bersayap, sementara burung Jatayu di sebelah kiri atas mencoba menolong Shinta.
       Panil khas Prambanan, singa di dalam relung diapit dua pohon kalpataru yang masing-masing diapit oleh sapasang kinnara-kinnari atau sepasang margasatwa.
·         Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan Krishnayana. Relif berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu.
Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Shinta, istri Rama, diculik oleh Rahwana. Panglima bangsa wanara (kera), Hanuman, datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta. Kisah ini juga ditampilkan dalam Sendratari Ramayana, yaitu pagelaran wayang orang Jawa yang dipentaskan secara rutin di panggung terbuka Trimurti setiap malam bulan purnama. Latar belakang panggung Trimurti adalah pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu.
·         Lokapala, Brahmana, dan Dewata
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara atau bidadari kahyangan.
·         Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut "Panil Prambanan".
Ø  Museum Prambanan
         Di dalam kompleks taman purbakala candi Prambanan terdapat sebuah museum yang menyimpan berbagai temuan benda bersejarah purbakala. Museum ini terletak di sisi utara Candi Prambanan, antara candi Prambanan dan candi Lumbung. Museum ini dibangun dalam arsitektur tradisional Jawa, berupa rumah joglo. Koleksi yang tersimpan di museum ini adalah berbagai batu-batu candi dan berbagai arca yang ditemukan di sekitar lokasi candi Prambanan; misalnya arca lembu Nandi, resi Agastya, Siwa, Wishnu, Garuda, dan arca Durga Mahisasuramardini, termasuk pula batu Lingga Siwa, sebagai lambang kesuburan.
        Replika harta karun emas temuan Wonoboyo yang terkenal itu, berupa mangkuk berukir Ramayana, gayung, tas, uang, dan perhiasan emas, juga dipamekan di museum ini. Temuan Wonoboyo yang asli kini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Replika model arsitektur beberapa candi seperti Prambanan, Borobudur, dan Plaosan juga dipamerkan di museum ini. Museum ini dapat dimasuki secara gratis oleh pengunjung taman purbakala Prambanan karena tiket masuk taman wisata sudah termasuk museum ini. Pertunjukan audio visual mengenai candi Prambanan juga ditampilkan disini.





II.II. Informasi dan Sejarah Museum Kelistrikan TMII
       Museum Listrik dan Energi Baru (Museum LEB) adalah salah satu museum sains yang menyajikan koleksi peragaan tentang energi dan listrik yang berada di Taman Mini Indonesia Indah. Rancang-bangunnya mengacu pada konsep arsitektur berbentuk tapak “Struktur Atom”, yaitu satu proton dikelilingi tiga elektron, diaplikasikan dalam bentuk Anjungan Listrik yang dikelilingi tiga bangunan lain, yakni Anjungan Energi Baru, Anjungan Energi Fosil, dan Anjungan Energi Konvesional.
       Sebagai wahana pendidikan dan rekreasi, Museum LEB mengemban fungsi menyampaikan informasi teknologi kelistrikan dan energi, baik dari sejarah perkembangan teknologi, aplikasi energi di Indonesia dari masa ke masa, maupun semangat inovasinya kepada generasi mendatang.
       Tata pamerannya memungkinkan pengunjung diajak mengenal segala aspek listrik dengan alur yang jelas dan runtut, penyajian yang interaktif karena didukung teknologi komputer (audiovisual).
       Terdapat 619 unit koleksi peraga yang dipamerkan di dalam dan di luar gedung. Pameran di dalam gedung meliputi pengenalan energi, teori, sejarah, hingga pemanfaatan listrik dan energi. Berbagai alat peragaan yang menarik dapat dicoba secara interaktif, misalnya kompor surya, sepeda, dan harpa ajaib.
       Di dalam “Ruang Cerdas Energi”, pengunjung diajak berinteraksi dengan memainkan benda-benda peraga agar lebih memahami gejala yang berasal dari energi dan listrik. Pameran dan peragaan antara lain meliputi Diorama Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, Simulasi Konsumsi Listrik di Rumah Tangga (di sini pengunjung diajak membaca data berapa watt listrik yang digunakan sehari-hari), Konversi Energi Listrik Menjadi Panas (memperlihatkan bagaimana listrik dapat memanaskan air), Plasma Ball (alat yang dapat menunjukkan bahwa tubuh manusia mengandung energi listrik), Permainan Magnet, Permainan Adu Cepat, Harpa Ajaib (pengunjung dapat memainkan harpa tanpa senar karena senar dawai diganti dengan sinar infra merah), serta Komputer Interaktif Kuis dan Game tentang energi yang menguji ketangkasan dan daya ingat.
       Peragaan di luar gedung meliputi Kompor Tenaga Surya Serba Guna yang digunakan untuk memasak sekaligus sebagai antene parabola yang dapat menerima ± 150 saluran televisi, Rumah Energi Baru yang mengubah energi matahari dan angin menjadi listrik, Mobil Tenaga Surya dengan menggunakan tenaga matahari.
       Selain menyajikan benda-benda koleksinya, museum juga memiliki ruangan yang berfungsi sebagai tempat seminar lengkap dengan perangkat multi media dan juga menyediakan sarana penginapan.
       Museum listrik dan energi baru (museum LEB) adalahsalah satu museum sanin yang menyajikan koleksi peragaan tentang energi dan listrik. Gagasan pembangunan museum LEB dicetuskan oleh menteri pertambangan dan energi, Ir. Ginanjar Kartasasmita bersamaan dengan peringatan 100 tahun keenagalisrikan di Indonesia dan diresmikan pada tanggal 20 April 1995 oleh Presiden Soeharto.
       Bangunan museum LEB memiliki luas 6.500 m2, didirikan diatas 2 hektar dan dibangun dengan konsep arsitektur modern berbentuk tapak struktur atom, yakni satu proton yang dikelilingi oleh tiga electron, diaplikasikan dalam bentuk anjungan lintrik yang dikelilingi tiga bangunan lain, yaitu Anjungan Energi Baru, Anjungan Energi Fosil, dan Anjungan Energi Konvensional.
       Sebagai wahana pendidikan dan rekreasi, museum LEB mengemban fungsi menyampaikan innformasi teknologi kelistrikan dan energi, baik dari sejarah perkembangan teknologi, aplikasi energi di Indonesia dari masa ke masa, meupun semangat inovasinya kepada generasi mendatang. Tata pamerannya memungkinkan pengunjung diajak mengenal segala aspek listrik dengan alur yang jelas dan runtut, penyajian yang interaktif dan edukatif karena didukung sarana audio visual yang memadai. Kesan yang timbuljika kita berkunjung ke museum ini jauh dari bayangan tempat yang menyimpan benda-benda kuno.
       Pameran benda-benda koleksi berada di dalam dan di luar gedung. Pameran di dalam gedung meliputi pengenalan energi, teori, sejarah hingga pemanfaatan listrik dan energi. Berbagai permainan menarik tersedia di ruangan khusus “Ruang Cerdas Energi” dimana para pengunjung diajak berinteraksi dengan memainkan benda-benda peraga agar lebih memahami gejala yang berasal dari energi dan listrik. Pameran dan peragaan antara lain meliputi Diorama Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, Simulasi Konsumsi Listrik Rumah Tangga. Di sini pengunjung diajak membaca data berapa watt listrik yang digunakan sehari-hari. Konversi energi listrik menjadi panas, memperlihatkan bagaimana listrik dapat memanaskan air ; plasma ball, alat yang menunjukan bahwa tubuh manusia mengandung energi listrik ; permainan magnet, permainan adu cepat, harpa ajaib, dimana pengunjung dapat memainkan harpa tanpa senar, karena senar dawai diganti dengan sinar infra merah ; serta computer interaktif kuis dan game tentang energi yang menguji ketangkasan, daya ingat, dan lain-lain.
       Peragaan di gedung meliputi Kompor Tenaga Surya Serba Guna yang digunakan untuk memasak sekaligus antene parabola yang dapa tmenerima kurang lebih 150 saluran televise, rumah energi baru yang mengubah energi matahari dan angina menjadi listrik, Mobil Tenaga Surya hasil inovasi mahasiswa ITS dengan menggunakan tenaga matahari.
       Selain menyajikan benda-benda koleksinya, Museum LEB juga memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk seminar lengkap dengan perangkat multi media dan jug amenyediakan sarana penginapan. Berbagai macam kegiatan pernah diselenggarakan baik di dalam maupun diluar museum LEB. Antara lain lomba kreatifitas anak tingkat TK, lomba keterampilan remaja, pergelaran seni, pameran keliling museum masuk sekolah, serta p[ameran temporer di pusat keramaian (Mall).














BAB III
PENUTUP
III.I Penutup
Assalamualaikum W.W.
            Sudah seminggu saya melaksanakan kegiatan study wisata dan dalam sekitar 15 hari saya dapat menyelesaikan laporan perjalanan study wisata. Saya berkesimpulan bahwa adanya kegiatan study wisata dapat menambah pengetahuan saya baik akademik maupun non akademik dan mengerti banyak hal arti kebersamaan.
            Demikian laporan dari saya mengenai hasil kegiatan study wisata, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis. Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini saya mohon maaf atas kesalahan saya dan kepada Allah saya mohon ampun.
Wassalamualaikum W.W.








Lampiran








1.1.Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
















1.2.Study Wisata Candi Prambanan




1.3  Study wisata di Keraton Yogyakarta
 

1.3 Study Wisata di Taman Pintar

1.4  Tempat Penginapan Hotel Wisma Aji
















                                                                                                          
1.5. Study Wisata di Candi Borobudur








1.6 Study Wisata di Bayt Alqur’an


1.7  Study Wisata di Museum Kelistrikan dan Energi Baru







1.8 Alat - Alat di PP IPTEK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Chrome Pointer